Ibu maafkan anak sulung mu ini yang terus membuat mu resah & gelisah, namun aku jarang menghiraukan mu, terkadang q mengabaikan perak perkataanmu. Kini usia mu mulai senja, ibu sudah tak lagi bugar, kulitnya mulai keriput, badan mu kurus kering. Ibu meski q tak tau tapi pun merasakan beban yang ada di benakku. Malam mulai larut dingin mencak tulang ku lihat ibu tertidu. Ku kecupan kening ibu dalam hati q berdoa agar ibu diberi kesehatan dan dlm kandungan allah swt. Amin
01:00 Wib
Rabu, 25 Desember 2013
Selasa, 12 November 2013
Pandu Positif
Asslammu’alaikum
Wr.Wb.
Selamat siang salam
sejahtera untuk kita semua, sebelum saya menyampaikan pesan & kesan, ada
baiknya saya awali dengan sebuah pantun,
Pasar cinde pasar kalangan,
Pasar kalangan meli selendang,
Biar cuma sekedar ucapan,
Salam bahagia dolor bogor samo palembang.
Pasar kalangan meli selendang,
Biar cuma sekedar ucapan,
Salam bahagia dolor bogor samo palembang.
Pertama-tama
marilah kita panjatkan puji & syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah kita semua masih diberikan kesempatan, kesehatan &
berbagai nikmat lainnya, sehingga kita dapat berkumpul kembali di ruangan ini
dalam keadaan sehat wal’afiat.
Yth. Direktur Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki
Mahdi Bogor / yang mewakili
Yth. Kepala Diklat Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki
Mahdi Bogor
Yth. Ketua Program Studi dari
masing-masing institusi / yang mewakili
Yth. Dosen, Staff pengajar & karyawan,
Serta rekan-rekan
yang saya banggakan baik dari Program Studi Keperawatan Tasikmalaya, Program
Studi Keperawatan Bogor, Program Studi Kebidanan Mitra Ria Husada & STIKes
Perdhaki Charitas Palembang.
Sebelumnya saya
mengucapkan terimakasih telah diberi kesempatan & kepercayaan untuk
mewakili rekan-rekan mahasiswa/i dari STIKes Perdhaki Charitas Palembang untuk
menyampaikan pesan & kesan pada acara penutupan praktik klinik stase
keperawatan jiwa di RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor.
Untuk sampai di
kota bogor khususnya di RS.Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor dengan pembekalan ilmu
yang di dapat selama belajar di palembang, perjalanan yang dilalui melewati darat sampai perjalanan
menyebrangi lautan. Kami merasa senang hingga akhirnya kami dapat menapaki kota
bogor & merasa bangga bisa mendapatan pengalaman belajar & praktik di
RSMM ini.
Terimakasih kepada
Direktur Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor besereta staff & jajaranya, karena telah menerima kami untuk
bisa mengikuti praktik klinik & mengaplikasikan ilmu yang kami miliki di
Rumah sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor dalam menjalani state keperawatan jiwa. Kami
merasa diberi fasilitas yang nyaman, sarana & prasarana yang cukup baik,
sehingga kami dapat belajar & mengasah keterampilan kami dalam menerapkan
ilmu profesi carring dalam ilmu keperawatan, khususnya keperawatan jiwa.
Selama praktik di RSMM kami banyak belajar, dari yang belum tahu menjadi tahu
& kami bisa melakukan sesuatu yang belum bisa atau merasa takut untuk
melakukannya & pada akhirnya kami
berani mencoba, banyak program studi berkumpul di RSMM ini untuk mengemban
ilmu, perbedaan cara belajar yang kami rasakan antara pulau jawa & sumatera
mungkin 1/1000 untuk mulai & beradaptasi, sungguh pengalaman belajar aktif
yang luar biasa.
Merawat pasien
dengan gangguan jiwa tidaklah mudah, memerlukan strategi-strategi khusus yang
memang diperlukan. Dalam berkomunikasi dengan orang yang dikatakan sehat saja
sulit apalagi untuk merawat orang yang sakit mental itu jauh lebih sulit dari
pada merawat pasien dengan sakit fisik. Sehingga saya dapat mengutip sebuah
kalimat inspirasi :
Kerja keras itu
bagian dari fisik,
Kerja cerdas itu
bagian dari otak,
Kerja ikhlas itu
bagian dari hati.
(Dahlan Iskan)
Untuk semua
tetaplah semangat, berkarya & tingkatkan potensi yang ada. Semoga kita bisa
menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan. Aamiin.
Sekiranya itulah
pesan & kesan yang dapat saya sampaikan, perkenankan saya menutup sambutan
ini dengan sebuah pantun.
Ado pempek ado cuko,
Ado model ado tekwan,
Payo kance kito foto samo-samo,
Buat dijadike kenang-kenangan.
Mokasih galo-galo.
Wasalammualaikum
Wr.Wb.
Bogor, Jum'at 08
November 2013
Ismarlita, S.Kep
Minggu, 21 April 2013
Mencoba bersembunyi namun senyummu terus mengikuti
ntah apa yang ku rasa melupakan mu adalah hal tersulit bagi ku, pernah ku merasa bosan tu melupakannmu, tak bisa ungkapkan dengan hati disaat senyum & tangis menyatu
Kamis, 28 Maret 2013
My First love : My Last Love
Ada yang bilang cinta pertama itu tak akaan pernah mati sampai kapan pun, cinta pertama adalah sama halnya anak kecil poloss yang pertama kali mengenal rasa yang tak pernah ia tau apa itu (cinta monyet), hingga ia tumbuh remaja dan dewasa rasa yang ia rasakan terhadap lawan jenis tak pernah hilang dari pikirannya, meski waktu berjalan, hari-minggu-bulan-dan tahun berganti rasa itu tetap ada, tapi kita tak pernah tau apakah cinta pertama akan menjadi cinta terakhir, cinta terakhir adalah pasangan hidup dimasa depan hingga akhir hayat.
Jumat, 15 Februari 2013
Something Rememmber
Aku mengingatmu. . . .
Wahai sahabat kecil ku apa kau
mengingatku disini. . . .
Sejak saat itu.., saat kau pergi
meninggalkan kota ini kita tak lagi main bersama, tertawa bersama, bahkan aku
tak dapat melihat mu menagis karena sering q jahilin.
Terakhir kali sebelum kau pergi
dibawah pohon jambu, kaki mu terluka akibat kita bermain api, yang membakar
kain payung yang terbuat dari plastik tanpa tau akibatnya terkena kaki
mu, ibu mu mencari tapi kita tetap bersembunyi dibawah pohon jambu di
depan rumah q, dan kau menangis menahan sakit.... dan Aku terdiam melihatmu,,, teringat
jelas dalam ingatanku, masih ada kah luka bakar yang membekas di kaki mu itu. .
.
Pada akhirnya ketahuan juga, ibu mu
bertanya main apa kalian tadi,,, kami berdua terdiam. Kami tahu kesalahan
kami. Selang waktu beberapa hari ternyata itu adalah hari terakhir q bertemu
dengan mu, karena dirinya harus ikut orang tuanya pindah kerja di luar kota,
mereka sekeluarga pindah. Aku tak lagi bisa melihat, tawanya,
marahnya, dan senyumnhya yang jutek, hari-hari berlalu, bulan berganti, tahun
demi tahun aku tak tahu kabarnya,,,
Namun q tetap menginggatnya, Suatu
saat ia kembali ke kota ku untuk berkunjung bersama keluarga nya, ia sempat
mampir datang ke rumah ku, apa daya q tak ada d rumah, aku bermain
bersama teman-teman tetangga ku, yang dulunya juga ia kenal tappi tidak begitu
dekat, ada yang memberitahu q bahwa ia datang.... ibu berkata itu si dia datang
, pulanglah dulu, tapi q tak mau pulang, q masih asik main bersama teman
tetangga ku, q pun bercerita kalau dia yang datang itu teman kita dulu yang
sering main bersama, tapi aku malu jika harus bertemu dengannya, tanpa sadar ia
menyusul menemui ku ketika itu...... tanpa menghiraukannya ia berjalan
menghampiri q tubuh yang kurus, kemeja hijau kotak-kotak dan celana
panjang hitam, ia kembali pulang, Maaf.......... bukan maksud q begitu pada mu.
Hingga saat itu dia tak pernah lagi
kembali berkunjung dan pulang kekota q. apalagi datang kerumah q.
Namanya tak pernah hilang dalam
benak q, aku meranjak remaja dan dewasa, kelas 3 SMA q dengar ia pindah sekolah
kembali ke kota ku bersama keluarganya, kami tak 1 sekolah, bertemu juga tidak
pernah, tak pernah lagi kami menyapa, melihat, bahkan orangnya pun aku tau,,,
dan akhirnya lulus sekolah, karena ia lebih tua dari q ia bekerja sambil
kuliah. Dunia sosial maya pun begitu membantu q mencarinya, mencari namanya
yang tak kunjung ku temukan....
Selang waktu, q menyerahhhh, ya
sudahlah suatu saat pasti kelak akan bertemu, akhirnya aku menemukannya, q tak
tau itu namanya aslinya, aku tak pernah tau selama ini,,, nama adiknya pun yang
biasa dulu bermain bersama adikku dan aku, Aku tambahkan ia sebagai teman, tapi
ia pun tak tau kalau itu q,,,, swuatu ketika ia menulis kan sebuah pesan,
meski itu di terima oleh adikku, dan adikku memberitahu q, sampai akhirnya ia
bertanya dan berkata,,, ini kamu, teman masa kecil dulu....
Aduhhhh rasanya ya
itu,,,,,,,,,,,,,,,,hmmmmm
Aku tak tahu, sejak kapan aku
menyukainya. Setiap ku tatap senja, hatiku selalu mengingatkan pada sesuatu
yang aku tidak ketahui sama sekali. Sepertinya kisah itu indah, tapi kenapa aku
tidak bisa mengingatnya?? Atau aku hanya bermimpi. Ini seperti ilusi, mungkin
aku berkhayal terlalu tinggi. Dan aku takut aku akan terjatuh dari hanyalan
semu itu.
Mengingat wajahnya samar-samar nama
kecilnya, namun bayangan masa kecil itu selalu menghantui. Setiap melihat anak
kecil bermain di bawah pohoon ini aku selalu senang, ada kecerian di wajah
mereka. Meski sering kali mereka berantem. Teman kecilku, dimana kau kini, lama
kita tidak pernah bertemu. Akankah kita akan bertemu suatu hari nanti. Namun
apakah engkau masih mengingatku??
Apa kabar kau disana?
Masihkah kau ingat dengan saat kita
bermain bersama? Masihkah kau juga mengingatku? Perempuan yang pernah mengisi
dunia masa kecilmu, dulu?
Namun sampai kapan aku harus di
sini, menatap senja yang terus berganti dari sudut rumah q menatap ke arah
rumahnya yang tepat di depan sudut rumah q . Pohon jambu di halaman depan rumah
ku itu t’lah di tebang dan kini tak ada lagi pohon jambu...Aku sendiripun tidak
tahu siapa dirimu kini, yang aku tahu engkau hanya teman bermain q dulu. Waktu
itu umurku masih 5 tahun dan sekarang sudah 22 tahun. Berapa lama aku melupakan
teman kecilku itu. Q pernah merasa bosan mengingat kamu selama ini, melupakan
mu adalah hal terlalu sulit,,, untuk mengingat wajahnya, namun nama kecilnya yang
q ingat. Ah sudahlah, semoga suatu saat nanti kita akan bertemu lagi. Buat apa
lagi aku harus disini, di kebisuan dan kesepian hati.
Apakah segala cerita tak berkesan
sama sekali menurutmu, hingga begitu mudahnya kau lupakan? Apa segala kisah
tentang masa kecil kita di tak pernah kau anggap mengesankan menurutmu, hingga
begitu mudahnya kau abaikan?
Kamu, musuh sekaligus teman masa kecilku yang saat ini masih terlihat
lugu dimataku. Dulu, aku dan kamu adalah ibarat ‘Tom &
Jerry’ yang selalu berselisih setiap hari. Kau tentu masih ingat, ketika q ikut
mengantarkanmu pergi sekolah bersama om (ortumu) menggunakan sepeda motor dan q
duduk di depan dengan PD_nya q bilang q ikut, mulut kita saling beradu
mengolok-olok satu sama lain, ketika aku sering mengejar dan meninju bahumu
dengan kasar, kau tentu juga masih ingat ketika kita bermain di bawah pohon
jambu.
Aku masih mengingat semuanya. Si
gadis kecil nakal, dan si lelaki kecil yang Pendiam, jutek dan jarang main
keluar. . . Ah! Begitu manis untuk di deskripsikan.
Tapi, tahukah kau? Adakah musuh yang
bisa membuat seseorang merasa gelisah bila seharian saja ia tak bertengkar dengan
musuhnya?
Hal itu, adalah hal yang sama yang
pernah kurasakan. Ketika seharian aku tak mendengar suaramu, tak melihat
sosokmu dan tak bisa berselisih denganmu lagi, saat itulah aku mulai
menganggapmu sebagai orang paling q ingat hungga saat ini. Apakah kamu juga
merasakan hal yang sama sepertiku? :)
Kamu, si pendiam yang jarang main di luar rumah. Sedikit
mengingatkanmu, barangkali kau lupa. Atau kamu masih mengingatnya? Seseorang yang
pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal. . .Aku sering menganggapmu musuh,
tapi seorang musuh yang selalu kupersepsikan spesial. Iya, sosokmu lebih pantas
disebut sahabat dari pada seorang rival. Aku bahkan terbiasa menghabiskan
masa-masa kecil bersamamu disini. . Kita bermain, saling mengolok, dan berbuat
onar apa saja yang kita suka, itu semua istimewa. Aku menikmati masa kecilku
bersamamu, harusnya kau tahu itu.
Hingga takdir memainkan skenario
penuh milikNya, aku dan kamu bukan anak kecil lagi. Kamu bukan si culun dan aku
bukan si preman seperti yang pernah kau katakan. Aku tak bisa seperti anak
kecil lagi yang tiap kamu datang, pasti bersorak kegirangan hendak mengejar dan
meninju bahumu. Sekarang, semua kisah telah berbeda.
Orang tua mu datang ke rumah ku,
pamit karena kan pindah (ayahnya dan ayah ku berteman satu kantor), tapi kau
menunduk tak sepatah kata pun kau ucapakan. Tolong jelaskan, kenapa hari itu,
kamu pergi tanpa izin, tanpa ucapan selamat tinggal? Aku sungguh tak bisa
berbuat apa-apa ketika kutahu kamu tak lagi tinggal. Setidaknya kau bilang,
mengucapkan selamat tinggal. Meskipun tidak mungkin kau lakukan, Tapi apa
salahnya?
Kamu tahu? Aku kehilanganmu. Aku
kehilangan musuh sekaligus sahabat masa kecilku, dulu. Nyatanya, aku
masih saja mengingatmu, aku masih sempat menyelipkan namamu dalam doa. Semoga
kau bahagia disana.
Aku tak pernah berharap banyak,
selain kau pulang ke kota ini lagi, dan berharap kamu masih mengingatku sebagai
sahabat masa kecilmu, dulu.
Terimakasih karena telah mewarnai
dunia masa kecilku dengan penuh warna, mengesankan. Bisakah kita mengulang lagi
masa-masa kecil kita yang menyenagkan seperti dulu ? :)
Diantara banyak pilihan untuk
menuliskan kata-kata
Aku justru menulis tentang sosokmu
Sesederhana itu
Isma_Rilitta
Langganan:
Postingan (Atom)